Jumat, 08 Oktober 2010

TPKI 4

Nama : Leni julaeha
Nim 2009.1069
Semester: III B
E-mail : leni_julaeha88@yahoo.com
Blog: lenijulaeha.blogspot.com
Mata kuliah: TPKI





Menurut Jack D.Douglas dan Farances Chalut Wakseler,istilah kekerasan (violence)di pakai untuk mengambarkan tindakan atau perilaku, baik secara terbuka(over) maupun tertutup(covert)dan baik yang bersipat menyerang maupun bertahan (devensive),yang didikuti oleh penggunaan kekuatan pisik terhadap orang lain.
Pertama,kekerasan terbuka,yaitu kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain yang dapat dilihat dan diamati secara langsung,seperti perkelahian,tauran,keroyokan massa yang berkaitan dengan kekerasan fisik lainnya.
Kedua,kekerasan tertutup,yaitu kekerasan yang dilakukan seseoarang terhadap orang lain secara sembunyi,seperti mengancam dan intimidasi.
Ketiga,kekerasan agresif,yaitu kekerasan yang dilakukan seseorang terhadap orang lain degan tujuan mendapatkan sesuatu,seperti perampokan,pemerkosaan dan penganiyayan dll.
Kekerasan tidak pernah diinginkan oleh siapapun,apalagi di dunia pendidikan yang sepatutnya menyelesaikan masalah secara edukatif. Namun tak biasa dihindari di lembaga pendidikan ini masih sering terjadi tindakan yang sifatnya destruktif. Dalam melihat fenomena ini, terdapat beberapa analisa yang dapat di ajukan untuk mencermati pemicu terjadinya kekerasan didunia pendidikan.
Pertama, kekerasan dalam dunia pendidikan muncul akibat adanya pelanggaran yang disertai dengan hukuman terutama berupa hukuman fisik.
Kedua, kekrasan dunia pendidikan bias terjadi akibat buruknya system dan kebijakan dunia pendidikan di negri ini ternyata lebih mengnandalkan kemampuan asfek kognitif dan mengabaikan asfek pendidikan yang epektif sehingga prosea humanisme dalam pendidikan menjadi sesuatu yang jauh dari pendidikan.
Keempat, kekerasan dalam pendidikan merupakan cerminan dalam perkembangan kehidupan masyarakat kita yang mengalami trasnpormasi begitu cepat sehingga membuka ruang sikap instant solution.
Kelima, kekrasan dalam pendidikan di pengerahu oleh latar belakng pendidikan social ekomi pelaku
Terjadinya tindak kekerasan dalam dunia pendidikan merupakan masalah kita semua.masyarakat,guru,orangtua,dan kita mahasiswa(agen of change)harus bekerjasama menciptakan dan menumbuhkan lingkunga yang aman dan nyaman dalam lembaga pendidiakan
Fenomena yang terjadi di Bangka,tepatnya di pangkalan baru,kabupaten Bangka tengah, tentang seorang siswa yang disiksa pleh gurunya yang di latar belakangi siswa tersebut tidak mengerjakan PR.Hingga sonia (korban )mengalami luka memar disekujur tubuhnya.
Guru tersebut sudah berusaha mendatangi rumah korbanuntuk memeinta maaf tetapi keluarga korban enggan memberi maaf malah membawa kasus ini ke ranah hukum .
Bentuk kekerasan tersebut disebabkan oleh beberapa factor yaitu sebagai berikut :
1. Rendahnya kualitas guru.
2. guru kurang memahami tentang metode-metode pengajaran.
3. guru kurang dalam segi keimanan dan sentuhan rohani.
4. kurang komunikatif antara orang tua dan guru.
Guru kurang memahami eksisitensinya sebagai pendidik yang mempunyai tujuan umum yaitu:realisasi diri,pengembangan akal dan perkembangan ynag itegratif.
Guru yang baik tentunya mengetahui tentang metode-metide pengajaran,metode pengajaran yang kita ambil yaitu pengajaran yang ada di pendidikan islam antara lain:keteladanan,pembiasaan,memberi nasehat,memberi motivasi.
Guru tentunya harus memiliki iman yang kuat apalagi kita sebagai mahluk yang beragama,khussnya agama islam.kalau kita mempunyai iman yang kuat tetunya akan terjaga emosi kita walaupun kita sedang menghadapi anak didik yang membuat kita jengkel dan menguji kesabaran kita semua itu akan terbendung oleh ke imanan dan rasa bersyukur Karen kita telah diberikan kepercayaan oleh orangtua untuk menjaikan anak-anaknya memiliki ilmu pengetahuan dan berahlakulkarimah.
Menyikapi faenomena yang terjadi di Bangka,karena guru tidak mempunyai keimanan yang kuat sehingga emosinya tidak terkontrol,tanpa mencari pfaktor penyebab kenapa anak tersebut tidak mengerjakan PR.
Apakah anak tersebut tidak menyukai pelajaran yang diajarkan oleh guru(pelaku)atau memang dia lupa mengerjakannya?oleh sebab itu supaya tidak ada tindak kekerasan seperti halnya yang di alami sonia gadis yang masih duduk di kelas 4 SD dan tidak ada kesalah pahaman antar orangtua dan guru hendaknya orangtua dan guru sering-sering berkomunikasi untuk mengetahui perkembangan anak,mengetahui watak anak orang tualah yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan anak dan lebih mengetahui karakter anak dengan adanya saling komunikasi antar guru dan orangtua maka guru juga akan mengetahui karaker anak di lingkunngan sekolanh atau sebaliknya.
Contoh yang di alami sonia karena kurang komunikasinya antara orangtua dan guru ,kenapa guru tidak mencoba bertanya kepada keluarga sonia apa yang menyebabkan sonia tidak mengerjakan PR jangan langsung bertindak,atau orangtua kurang memperhatikan aktifitas belajar anak.
Sonia adalah salah satu contoh penganiyayyan yang dilakukan dilingkungan pendidikan.adanya beberapa bentuk kekerasan dalam pendidikan yang masih merajalela merupakan indicator bahwa kegiatan pendidikan kita masih jauh dari nilai-nilai kemanusiaan oleh karena itu kita sebagai pendidik harus memeiliki moral, mengetahui pengertian pengajaran,tujuan pengajaran,metode pengajaran dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pendidikan supaya tidak ada sonia-sonia yang lain akibat guru tidak memiliki rasa kemanusiaan.
Anak tidak perlu diberikan hukuman fisik atas kesalahan-kesalahan yang dilanggar seperti sonia ,karena itu semua tidak akan akan membuat anak berubah tetapi anak harus diberikan metide-metode pengajaran yang telah dibahas pada urain ssebelumnya yaitu:keteladanan,guru adalah contoh teladan bagi murid-muridnya kalau guru sering kesiang pada jam masuk kelas otomatis muridnya pun seperti itu walaupun tergantung anaknya.pembiasaan, anak harus dibiasakan hidup displin baik disiplin ilmu maupun tingkah laku.memberi nasehat, bukan berarti guru harus mengikuti semua keinginan anak atupun sebaliknya.motivasi,memberi motivasi terhadap anak didik jangan sekali-kali membuat anak kehilangan nyali atau keberanian untuk mencoba hal yang pernah gagal sebelumnyatetapi guru atau orang tua harus memberikan motivasi,memberikan pujian walaupun mengalami kegagalan supaya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
http://salampessy.blog.friendster.com
Noer, Heri Drs, dkk. 2000. Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Fisika Agung Insani
Jinan, Miftahul. 2000. Smart Parents for Smart Student. Jakarta: Examedia